Sosialisasi Pertanian Mikroba PA 63 WD 05, KODIM Pati Dorong Produktivitas Padi Capai 10 Ton per Hektare

01 Desember 2025
ABDUL MUSTAJI, S.ST.
Dibaca 14 Kali
Sosialisasi Pertanian Mikroba PA 63 WD 05, KODIM Pati Dorong Produktivitas Padi Capai 10 Ton per Hektare

Mintobasuki-Gabus.Desa.id — Dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah Kabupaten Pati, Kodim Pati bersama penyuluh pertanian, pemerintah desa, serta Babinsa menggelar sosialisasi pertanian bertema peningkatan hasil panen menuju 10 ton per hektare. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan pembukaan resmi oleh Kepala Desa Mintobasuki.

Kepala Desa Mintobasuki dalam sambutannya menyampaikan bahwa petani saat ini menghadapi tantangan besar, terutama serangan hama tikus yang semakin agresif di masa tanam penghujan. Ia menekankan pentingnya sinergi antara petani, pemerintah dan TNI untuk mencari solusi aplikatif di lapangan.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Slamet Riyanto, dalam paparannya membeberkan sejumlah data keberhasilan petani di wilayah Pati. Salah satu contoh adalah Pak Masrukan, petani di Kecamatan Margorejo, yang mampu mencapai produktivitas hingga 10 ton/hektare dengan menanam varietas M70D.

Slamet juga menjelaskan pentingnya memahami label warna benih padi, karena setiap warna memiliki arti dan legalitas tertentu:

  • Kuning: Benih sebar
  • Putih: Benih dasar
  • Ungu: Benih pokok
  • Biru: Benih pokok penjenis


“Penggunaan benih bermutu menjadi pondasi awal mencapai target panen tinggi,” ujarnya.
Empat Strategi Menuju 10 Ton per Hektare.
Lanjut Slamet menjelaskan empat langkah utama untuk mengejar produktivitas optimal:

  1. Menggunakan VUB (Varietas Unggul Baru) yang adaptif dan berpotensi hasil tinggi.
  2. Menanam bibit muda, sehingga pertumbuhan lebih cepat dan anakan produktif lebih banyak.
  3. Penambahan nutrisi berimbang, khususnya pemupukan dasar seperti SP-26, untuk mendorong perakaran dan pertumbuhan awal yang kuat.
  4. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang terencana sejak awal, termasuk pengendalian hama tikus, penggerek batang, dan penyakit akar.

Babinsa Perkenalkan Mikroba PA 63 05

Menarik perhatian peserta, Babinsa turut memberikan materi terkait pengembangbiakan mikroba PA 63 WD 05, sebuah probiotik pertanian yang mampu mempercepat penguraian bahan organik di lahan.
Biang mikroba tersebut dibawa langsung dari Koramil. Adapun bahan pendukung yang digunakan meliputi:

  • Pisang Ambon
  • Daun kelor
  • Kacang hijau yang sudah direndam
  • Gula aren cair
  • Air sumur

Seluruh bahan padat dihaluskan menggunakan blender. Setelah itu, air gula aren dan biang mikroba dimasukkan dan kembali diblender hingga homogen. Campuran akhir kemudian dituangkan ke dalam galon berisi air sumur untuk proses aktivasi.

Menurut Babinsa, probiotik ini paling efektif diaplikasikan setelah pembajakan pertama, karena berfungsi mempercepat dekomposisi jerami dan sisa panen, sehingga tanah menjadi lebih gembur dan subur. Selain itu, mikroba membantu meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia, sehingga kebutuhan pupuk dapat ditekan tanpa mengurangi hasil.

Sosialisasi ini diharapkan dapat membuka wawasan petani tentang teknologi pengelolaan lahan yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan berpotensi mendongkrak produksi menuju standar 10 ton per hektare. Pemerintah desa bersama aparat Koramil berkomitmen untuk terus mendampingi petani dalam penerapan praktik-praktik pertanian modern tersebut.