Pasca Banjir, Petani Tetap Bersyukur

09 Maret 2021
ABDUL MUSTAJI
Dibaca 359 Kali
Pasca Banjir, Petani Tetap Bersyukur

Mintobasuki-Gabus.Desa.id - Banjir mung pisan, tak sebanding saka panen limang tahunan. Lha panenne kaping wakeh. Rugi yo rugi, nanging  tetep syukur, saka Gusti Allah,” kata Jasemi, warga Rt 05/Rw 01, Mintobasuki.

Pernyataan Jasemi warga yang saat ini berprofesi sebagai petani sekaligus pegiat UMKM usaha warung tersebut mengindikasikan bahwa nikmat panen raya selama bertahun-tahun tidak bisa tergantikan oleh keluhan yang hanya terjadi sekali waktu. Meskipun kenyataannya, beberapa garapan dari sawahnya ludes tergenang air banjir, namun harapan akan nikmat Allah tidak tergantikan. Sebagian keluarganya juga menggeluti sebagai petani. Menurut perhitungan kasar, angka kerugian ditaksir mencapai lebih dari lima juta.

“Sebenarnya sudah mau panen, tapi memang rendaman air terlalu lama hingga batang padi pun tidak mampu bertahan,” tambahnya.

Pernyataan serupa dialami oleh Wasirah, warga RW 2. Ia mengaku garapan padinya merugi. Dari obat-obat yang sudah diberikan semenjak masa perawatan hingga tenaga yang sudah dikeluarkan untuk usaha menumbuhkan padi. Namun demikian, semenjak banjir datang, meskipun mereka mengalami gagal panen, tapi  merasakan bahagia. Para donatur yang menghaturkan sumbangan bertubi-tubi di desa Mintobasuki, memberikan rasa kebahagiaan tersendiri.

“Beda kasusnya kalau sudah banjir, tapi tidak ada bantuan dan hal-hal lain yang menghibur,  mungkin wong-wong (masyarakat)  akan stres,” tambah Wiwik, warga desa Mintobasuki yang sebelumnya juga pernah mengalami banjir.

Hal ini berbeda dengan yang dialami oleh Wati, warga Rt 05/Rw 01, lantaran memang profesinya sebagai pembuat jajanan pasar, ia mengaku cukup kurang mendapatkan pengasilan di masa banjir lantaran seluruh aktivitas pekerjaan ada di rumahnya, sementara dapur  yang  digunakan terendam air selama dua Minggu, ditambah akses kendaraan juga sempat terhenti.

Aktivitas pasca banjir

Aktivitas pasca banjir terlihat cukup menarik di halaman rumah penduduk.  Warga berusaha untuk mengolah sisa-sisa padi yang masih bisa diproduksi menjadi beras dari mulai menjemur di halaman rumah dan di pinggir jalan hingga membersihkan bulir padi  dengan air. Sementara petani yang mendapati tanah garapannya sudah terbebas air banjir, mulai bangkit kembali dengan menggemburkan tanah menggunakan mesin traktor sebagaimana yang dialami oleh Yogi Arief Sofyan, Sabtu (6/3).

Sementara untuk sawah yang dekat dengan aliran sungai, kondisi saat ini masih terendam banjir. Kendati demikian, justru hal ini dimanfaatkan warga desa maupun warga desa tetangga untuk menangkap ikan menggunakan “anco”. Aktivitas ini bisa terjadi dari pagi hingga sore hari. Bahkan tak jarang, warga setempat pun turut hadir, sekadar melihat-lihat untuk menyaksikan aktivitas yang serupa panen ikan ini. Banyak cara untuk memanfaatkan situasi. Dari hasil tangkapan ikan di wilayah ini, mereka bisa meraup setidaknya satu hingga lima kilogram ikan air tawar. Masyarakat setempat pun tertarik untuk membeli hasil tangkapan dengan harga yang pantas.