Pemilahan Limbah Plastik, Solusi Pengurang Plastik, Solusi Pengurangan Limbah Pabrik

13 September 2022
Nur Setyaningrum
Dibaca 607 Kali
Pemilahan Limbah Plastik, Solusi Pengurang Plastik, Solusi Pengurangan Limbah Pabrik

Mintobasuki-Gabus.desa.id - Tersebar di beberapa titik, di antaranya di tiga titik Desa Mintobasuki, di kediaman warga yang akrab diapanggil Pak Wakiman, Pak Widodo, dan Pak Sukarman RW III menggeluti usaha pemilahan sampah plastik, Selasa (13/9/2022). Ketiganya menurut  keterangan dari  Wakiman  mendapatkan  suplay plastik dari pabrik sepatu yang ada di beberapa titik wilayah Jepara, Rembang, berdasarkan rekomendasi dari Yai Aziz (salah satu tokoh agama yang dikenal masyarakat Desa Mintobasuki).

Pemilahan sampah yang dimaksudkan pemisahan jenis sampah plastik khusus yang berasal dari pabrik. Macam sampah plastiknya meskipun dari pabrik ternyata beragam. Secara umum terdiri dari sampah plastik bersih dengan tipe plastik pp (polystyrene), sablon, dan beragam lainnya. Meskipun tidak mengenali namanya secara lengkap, akan tetapi Bu Wakiman menghafal sejumlah kode dan tekstur, bentuk, maupun warnanya sehingga  plastik dapat dipilah sesuai dengan jenisnya.

“Sampah ini nantinya akan diolah kembali menjadi biji plastik. Tepatnya di pabrik pengolahan wilayah Banyu Urip. Memang ini kita konsepnya mencari sampah yang bersih agar lebih mudah dipilah dan tidak mengganggu tetangga. Terkadang sampah yang kotor baunya sangat memungkinkan mengganggu tetangga,” (red)  jelas Wakiman dan Istrinya sembari menyambut cucunya yang datang.

Pemilahan sampah yang berasal dari sampah pabrik di wilayah  Rembang dan Jepara ini  menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi dampak limbah. Di samping juga mendatangkan jenis mata pencaharian baru bagi masyarakat.

“Lumayan sih dengan mata pencaharian ini. Lebih menyenangkan karena dapat dilakukan di rumah sendiri sembari beraktivitas rumahan. Keuntungannya memang sedikit demi sedikit, akan tetapi kami merasa senang. Lumayan dapat kami pergunakan untuk memenuhi kebutuhan harian atau bahkan berbelanja,” (red) kata Bu Wakiman ditemani suaminya ia terlihat memilah sampah sekaligus memisahkan.

Sampah plastik yang datang bukanlah per hari, berkisar dua kali seminggu. Truk pengangkut akan datang mengangkut hasil sampah yang sudah dipilah sekaligus membawa sampah baru. Sehingga warga yang terlibat hanya dibebankan untuk memilah dan membersihkan sampah yang dirasa kotor.

Aktivitas ini setidaknya dapat menjadi bagian dari ekonomi melingkar (circular economy)  yang berdampak bagi lingkungan hidup. Ekonomi melingkar maksudnya penggunaan material yang terus berputar dalam suatu lingkaran ekonomi, dimana masyarakat mampu mendaur ulang  sampah plastik menjadi optimal hingga sampah pun memiliki nilai tambah. Hingga kini, sampah-sampah rumah tangga di Desa Mintobasuki memang belum dapat dikelola dengan baik, khususnya sampah plastik. Hanya beberapa masyarakat yang berusaha memilah sampah-sampah tersebut. Sisanya hanya memindahkan sampah dari satu tempat ke tempat pembuangan. Mayoritas masyarakat masih mengolah sampah plastik dengan cara dibakar. Namun demikian, untuk sampah rumah tangga berjenis sisa makanan cukup dapat diolah dengan baik dengan keberadaan hewan jenis unggas dari bebek, ayam, hingga angsa  yang sebagian warga memilikinya  sehingga hewan tersebut dapat mendapatan suplai  tambahan  dari jenis sampah organik (sisa nasi, sayuran, buah-buahan). (NS)