Perlombaan Memancing, Seni Komunikasi Sosial dan Ekonomi Kreatif Musiman

29 Agustus 2022
Nur Setyaningrum
Dibaca 314 Kali
Perlombaan Memancing, Seni Komunikasi Sosial dan Ekonomi Kreatif Musiman

Mintobasuki-Gabus.desa.id - Perlombaan memancing di Desa Mintobasuki selain bisa disebut sebagai penyalur hobi warga, juga bisa sebagai aktivitas berakhir pekan bersama keluarga tercinta.  Sambil berinteraksi sosial, nyatanya juga bisa menjadi sumber ekonomi kreatif musiman dengan keberadaan sejumlah warga yang dalam istilah Jawa disebut “Mremo” (berjualan secara musiman di area tontonan/ keramaian), Minggu (28/08/2022). Misalnya Juremi, pedagang wanita yang mengaku laris dagangannya di area lomba. Selain itu juga ada penjaja “kojek” (bakso kuah mini) hingga penjual es krim yang turut mendapatkan keuntungan dengan keberadaan even tersebut.

Ratusan warga memadati kawasan “Irigasi Satu” tempat diselenggarakannya lomba memancing yang digelar oleh pengurus RW I bekerjasama dengan pengurus Karang Taruna Desa Mintobasuki, Minggu (28/08/2022). Mereka mendatangi zona pemancingan bukan hanya sekadar ingin memenangkan perlombaan, melainkan  ingin menemani anak-anaknya mengikuti  sekaligus menghabiskan akhir pekan bersama dengan keluarga dan mencari hiburan kecil. Hal ini sebagaimana diungkapkan  oleh Marsya.

“Ke sini  tadi menemani anak. Itu ingin memancing. Cuma ambil dua kupon saja untuk ayahnya dan anak saya satu” jelas Marsya sembari menyodorkan makanan untuk buah hatinya yang sibuk melihat ke arah ujung pancing.

Sesekali terdengar lelucon warga yang seolah mendapatkan ikan besar,  atau bahkan ikan yang mereka dapatkan ternyata terlepas lantaran senarnya putus. Kejadian ini  justru menjadi hiburan tersendiri antar warga, hingga terlihat wajah senyum sumringah (berseri tampak bahagia) seolah memiliki kedekatan emosional.

Pernyataan berbeda dari panitia Wasis melalui keterangan pesan singkatnya (27/08/2022) menegaskan pemilihan pengadaan lomba tersebut dikarenakan pandangan komunitasnya bahwa masyarakat sebagian besar memiliki hobi memancing. Baik dari kalangan anak-anak hingga orang tua. Bermula dari situlah ide lomba memancing dicetuskan.

Menurut keterangan dari Adhi Setyo Nugroho (ketua Rw I)  mengutarakan bahwa pihaknya telah menyebar lebih dari empat puluh  kilogram (40 kg)  ikan lele dengan enam di antaranya memiliki bobot yang lebih dari satu kilogram (>1 kg). Bersama dengan Karang Taruna, pengurus RW I  Desa  Mintobasuki menyelenggarakan perlombaan tersebut dengan tiket memancing yang terjual lebih dari seratus (100) buah. Pembelian ikan dan hadiah diambil dari donatur serta hasil penjualan tiket peserta, sementara sisa pembiayaan dimasukkan ke kas Karang Taruna.

“Tiket yang terjual sekitar seratus lebih, Mbak.  Peraturannya 1 tiket berarti  hanya diperbolehkan untuk menggunakan 1 joran (alat pancing) dan satu mata pancing. Namun demikian, peserta diperbolehkan untuk membeli lebih dari dua tiket,” (red) jawab Toni Pustoro dalam pesan di jaringan pribadinya.   

Berdasar pada pendataan oleh panitia, acara perlombaan yang dimulai pukul 13.00 WIB dan selesai berkisar  tepat pukul 16.00 dimenangkan oleh warga yang akrab dipanggil Pak Onggoh dengan berat ikan 1,570 kg. Sementara juara kedua (ke-2) diraih oleh remaja yang biasa dipanggil Mas Dul dengan berat ikan 1,375 kg, sedangkan juara ke-3 disandang oleh Bapak Nyaman dengan berat ikan 1,370 kg. (NS)

*illustration: taken by Toni Pustoro